Hotel D’Urban AL Ashri Yogyakarta-Pascasarjana UIN SATU Tulungagung, 20 Mei 2024. Sesi kuliah di luar kampus ke dua dalam rangkaian…
Kajian Pemberdayaan Masjid #Benchmarking S2 PAI
Masjid Jogokaryan-Pascasarjanan UIN SATU Tulungagung. Selasa, 21 Mei 2024. Kajian dimulai Pukul 05:30 WIB di Aula Masjid Jogokaryan. Sekretaris takmir Masjid, Haidar, didapuk sebagai narasumber kajian. Mengambil tema “Model-model dan Pratik yang efektif dalam memanfaatkan masjid sebagai sarana Pendidikan Islam”. Setelah Kaprodi S2 PAI, Dr. Zaini Fasya memberikan pengantar, materi dilanjutkan langsung oleh Haidar.
Sebagai prolog, Haidar bercerita tentang Nabi Yusuf yang menyelamatkan Mesir daari bencana kelaparan. “…bacalah surat yusuf, ketika kita dalam kesedihan…” tegasnya. Didalam nya ada Pelajaran perjuangan Sang Nabi. Selanjutnya Haidar menyampaikan banyak pointer-pointer, sebagai berikut;
Kita jangan terjebak dengan persepsi Masyarakat bahwa Pendidikan itu ya sekolah. Padahal disekolah itu banyak sekali kekurangannya. Seringkali Masjid dianggap hanya sbg tempat sholat. padahal budaya islam dari dulu, masjid dijadikan sebagai tempat belajar. Jami’ah dari jami’ yg disamping nya di bangun tempat belajar. Kita tahu Universitas bertujuan membangun manusia yg utuh. Jika Masjid Makmur bakal ramai dikunjungi jamaah utk sholat 5 waktu. Orang senang sholat dan aktivitas di masjid karena kebarokahan dan kemanfaatan yg mereka rasakan. Banyak juga yang lebih memperhatikan bangunan masjid daripada jama’ahnya. Dana dihabiskan untuk bangunan fisik. padahal bangunan fisik tdk ada hasilnya. Maka kalau mencari harta itu ya kita harus menjaga masjid.
Minat masyarakat untuk bersedekah sangat tinggi. Mungkin yang salah adalah mindset pengurusnya. Uang masjid dipakai untuk pembangunan. Jadi tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Kita tidak sedang bangun peradaban seperti orang persia dan romawi yg membangun bangunan bermegah-megahan. Yang dibangun kaum muslimin, bukan kemegahannya, tapi manusianya.
Sebenarnya selalu ada orang-orang yg memperjuangkan islam. Menjadi penting, bagaimana masjid menjadi pusat peradaban lagi. Kunto wijoyo pernah menyampaiakn, supaya kita tidak menjadi Masyarakat muslim yg tanpa masjid.
Memahami Keberkahan itu adalah berkembang terus menerus. Menjadikan Masyarakat sholat, sholat jamah di masjid. Doa nabi ibrahim untuk “bakkah” yang kemudian menjadi Makkah. Agar penduduknya mendapat rizki dan buah-buahan, padahal disana gurun, tanaman sj tdk tumbuh.
Mengapa masjid belum makmur? Karena cara pandang dan cara kelola yang tidak tepat. Kebanyakan hanya mengira mengurus bangunan masjid saja, tapi tdk mengurus jamaahnya. Infak jamaah dihabiskan utk mempercantik bangunan, minim peran utk menyejahterakan masyarakat. Sehingga sebaliknya, persepsi Masyarakat akan berpandangan bahwa masjid memang tdk mengurusi orang. Apalagi, Pengurus masjid bertindak sebagai penguasa, bukan sebagai pelayan jamaah. Minim pelayanan, banyak aturan dan larangan. Misalnya; anak di larang dibawa ke masjid, larangan tidur di masjid. Kelak, anak akan membangun skema pemikiran bahwa masjid itu tempat anak untuk di marahi. Pengurus tidak berpikir bagaimana mengajak dan menghadirkan banyak orang untuk sholat jamaah di masjid. Bandingannya, yang hadir di tabligh akbar banyak, tapi yang jamaah ke masjid sedikit.
Fokus mengurus jamaah, bukan bangunan masjid. masjid dikembangan sesuai kebutuhan jamaah. Masjid hadir memberikan solusi atas persoalan sosial ekonomi Masyarakat semisal kemiskinan. Kemiskinan menurun 10 persen. masalahnya kriteria kemiskinan di indo parah. Ada suami istri bertengkar krn kebutuhan pokok habis. maka dari itu dibuatkan kotak sedekah beras 2 minggu sekali dibuka diberikan ke masyarakat di kotak bisa mencukupi kurleb 20 keluarga. Kegiatan ATM beras. ada 300 keluarga yg diberi akses. awalnya cuma bikin kotak. ini salah satu usaha masjid untuk hadir d Masyarakat. Kasus lagi, tetangga kesulitan membayar sekolah, masjid berusaha membantu. membantu membayar UKT.
Mari, Jadikan masjid tmpat yg menarik dan menyenangkan. Tugas pengurus masjid yaitu Memobilisiasi masy untuk jamaah ke masjid.
Langkah teknis pengelolaan masjid;
Kenali jamaah, pahami kondisinya, kondisi sosial ekonomi, potensi, dan problem yang ada dan bagaimana masjid mengambil peran di situ. Tidak berusaha mengenali masy.
Melayani kebutuhan jamaah terkait ibadah. santuni dhuafa secara ekonomi. prinsipnya melihat apa yg dibutuhkan masyarakat dan bagaimana masjid mengambil peran disitu. Kebutuhannya di penuhi masjid, mereka diberdayakan oleh masjid. Banyak wadah di masjid untuk berbagai usia. Menumpuk dana masjid di saldo rekening pengurus, padahal orang infak itu pingin segera melihat uangnya untuk kemanfaatan (segera dibelanjakan). Saldo sama dengan nol, jangan ditumpuk-tumpuk jd saldo kas.
Pembinaan ekonomi. Bisa dengan berjualan, dibantu pasarnya. Ada pendampingan usaha, dibantu modal usaha. Kalau tidak didampingi, saat dapat bantuan dana jualan, maka akan digunakan untuk makan (konsumtif). yg paling aman bantuan berupa barang seperti oven, gerobak, alat-alat produksi. Jika untung diputarkan lagi untuk membantu warga yg lain. Membantu membentuk pasar, seperti pasar sore ramadhan. Tidak dikenakan biaya, hanya infak. Setelah ramadhan bisa dilanjutkan karena sudah punya market. Polanya: ilmu, permodalan, bantu bikinkan pasar.
Sebagai penutup Haidar Menyampaikan bahwa untuk meramaikan masjid, pengurus perlu juga mengundang Masyarakat untuk sholat berjamah subuh, antar undangan ke rumah-rumah.”…pembelajaran sepanjang hayat menjadi konsep masjid yang menyediakan kebutuhan ibadah dan kehidupan manusia segala level usia, tercipta di masjid…”. (hib)
Kontributor: Salma-S2 PAI, Gambar: Haidar KPI